Rabu, 08 Oktober 2008

HINGGA TETES TERAKHIR

Pasar malam dibuka di sebuah kota. Penduduk menyambutnya dengan gembira. Berbagai macam permainan, stand makanan dan pertunjukan diadakan. Salah satu yang paling istimewa adalah atraksi manusia kuat. Begitu banyak orang setiap malam menyaksikan unjuk kekuatan otot manusia kuat ini. Manusia kuat ini mampu melengkungkan baja tebal hanya dengan tangan telanjang. Tinjunya dapat menghancurkan batu bata tebal hingga berkeping-keping. Ia mengalahkan semua pria di kota itu dalam lomba panco. Namun setiap kali menutup pertunjukkannya ia hanya memeras sebuah jeruk dengan genggamannya. Ia memeras jeruk tersebut hingga ke tetes terakhir. ' Hingga tetes terakhir', pikirnya.

Manusia kuat lalu menantang para penonton : "Hadiah yang besar kami sediakan kepada barangsiapa yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk ini!"

Kemudian naiklah seorang lelaki, seorang yang atletis, keatas panggung. Tangannya kekar. Ia memeras dan memeras... dan menekan sisa jeruk... tapi tak setetespun air jeruk keluar. Sepertinya seluruh isi jeruk itu sudah terperas habis. Ia gagal. Beberapa pria kuat lainnya turut mencoba, tapi tak ada yang berhasil.

Manusia kuat itu tersenyum-senyum sambil berkata : "Aku berikan satu kesempatan terakhir, siapa yang mau mencoba?"

Seorang wanita kurus setengah baya mengacungkan tangan dan meminta agar ia boleh mencoba. "Tentu saja boleh nyonya. Mari naik ke panggung. "Walau dibayangi kegelian di hatinya, manusia kuat itu membimbing wanita itu naik keatas panggung. Beberapa orang tergelak-gelak mengolok-olok wanita itu. Pria kuat lainnya saja gagal meneteskan setetes air dari potongan jeruk itu apalagi ibu kurus tua itu. Itulah yang ada di pikiran penonton. Wanita itu lalu mengambil jeruk dan menggenggamnya. Semakin banyak penonton yang menertawakannya. Ia memegang sebelah pinggirnya, mengarahkan amas jeruk ke arah tengah, demikian terus ia ulangi dengan sisi jeruk yang lain. Ia terus menekan serta memijit jeruk itu, hingga akhirnya memeras... dan "ting!" setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh diatas meja panggung. Penonton terdiam terperangah. Lalu cemoohan segera berubah menjadi tepuk tangan riuh.

"Nyonya, aku sudah melakukan pertunjukkan semacam ini ratusan kali. Dan, banyak orang pernah mencobanya agar bisa membawa pulang hadiah uang yang aku tawarkan, tapi mereka semua gagal. Hanya Anda satu-satunya yang berhasil memenangkan hadiah itu. Boleh aku tahu, bagaimana Anda bisa melakukan hal itu?"

"Begini," jawab wanita itu, "Aku adalah seorang janda yang ditinggal mati suamiku. Aku harus bekerja keras untuk mencari nafkah bagi hidup kelima anakku. Jika kau memiliki tanggungan beban seperti itu, kau akan mengetahui bahwa selalu ada tetesan air walau itu di padang gurun sekalipun. Kau juga akan mengetahui jalan untuk menemukan tetesan itu. Jika hanya memeras setetes air jeruk dari ampas yang kau buat, bukanlah hal yang sulit bagiku".

Selalu ada tetes setelah tetesan terakhir. Aku telah ratusan kali mengalami jalan buntu untuk semua masalah serta kebutuhan yang keluargaku perlukan. Namun hingga saat ini aku selalu menerima tetes berkat untuk hidup keluargaku. Aku percaya Tuhanku hidup dan aku percaya tetesan berkatNya tidak pernah kering, walau mata jasmaniku melihat semuanya telah kering. Aku punya alasan untuk menerima jalan keluar dari masalahku. Saat aku mencari, aku menerimanya karena ada Pribadi yang mengasihiku.

"Bila anda memiliki alasan yang cukup kuat, Anda akan menemukan jalannya", demikian kata seorang bijak. Seringkali kita tak kuat melakukan sesuatu karena tak memiliki alasan yang cukup kuat untuk menerima hal tersebut. (Bits&Pieces, The Economics Press).

"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang disorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (Matius 7:7-11)

Rabu, 24 September 2008

Liputan Retreat SM HKI Taman Mini



Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia serta sekaligus mengisi sisa liburan di sekolah, anak Sekolah Minggu HKI Taman Mini beserta dengan orangtua, Majelis dan rekan-rekan dari Remaja mengadakan kegiatan Retreat Sekolah Minggu HKI Taman Mini di wilayah Puncak Jawa Barat, dengan tema SMART IN GOD.

Rombongan berangkat pukul 09.30 WIB setelah berdoa bersama dipimpin oleh Guru Jemaat HKI Taman Mini, St. N.R. Simanjuntak. Jumlah rombongan yang berangkat sekitar 150 orang, terdiri dari anak-anak, orang tua, guru sekolah minggu, majelis dan pendeta.

Rombongan tiba di lokasi tepat pada pukul 12.00 WIB dan disambut oleh team pendahulu. Acara perdana pun segera dimulai, MAKAN SIANG. Seluruh peserta pun larut dalam kebersamaan menikmati makan siang alakadarnya, karena memang semua sudah lapar sejak keberangkatan.

Setelah makan siang diadakan Kebaktian Pembuka sekaligus pembagian kamar. Akan tetapi, karena jumlah kamar yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah peserta yang datang, maka beberapa orang tua harus rela tidak mendapatkan ruangan tidur, alias akan tidur di ruang tamu.


Setelah kebaktian pembuka, tibalah acara yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak sekolah minggu, GAMES. Games dibagi dalam 3 bagian, yaitu untuk kelas kecil, sedang dan besar. Kelas kecil membawa bola plastik dalam sendok, kelas sedang memindahkan karet gelang menggunakan ketiak (maaf…) dan kelas besar menyusun puzzle. Anak-anak begitu bersemangat dan terlihat antusias untuk memenangkan setiap pertandingan. (betul-betul anak-anak yang smart..)


Sorenya, setelah beristirahat dan mandi, acara dilanjutkan dengan Session I, yang dibawakan oleh GSM, Leonard Mangunsong. Dalam session ini disampaikan bahwa untuk menjadi anak-anak yang SMART ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu: 1. Menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dan 2. Memberikan yang terbaik bagi Tuhan, dengan cara: rajin beribadah, rajin berdoa, tidak melawan orang tua dan lain sebagainya.

Setelah session, diadakan NONTON BARENG. Film yang dipilih pun tidak main-main, yaitu EVAN ALMIGHTY. Film ini menceritakan seorang calon anggota kongres bernama EVAN BAZTER yang disuruh Tuhan membangun sebuah bahtera, akan tetapi Evan berusaha menolak, kehidupan keluarganya berantakan dan keluarganya meninggalkan dia. Setelah film selesai, Pendeta Janto Sihombing pun memberikan renungan sehubungan dengan film tersebut.
Setelah menonton film, seharusnya diadakan api unggun, akan tetapi karena kondisi di luar hujan, acara itupun dibatalkan dan seluruh peserta diwajibkan untuk tidur. Akan tetapi sebelum tidur, para orang tua diberikan formulir permohonan doa yang kemudian akhirnya seluruh orang tua dikumpulkan dan pokok doa tersebut dibawakan di dalam doa oleh Pendeta.


Esok paginya, setelah sarapan diadakan Kebaktian Minggu yang dibawakan oleh Pendeta Janto Sihombing. Beliau berpesan agar anak-anak sekolah minggu menjadi anak-anak yang baik, taat pada orang tua, guru sehingga dapat berguna bagi kerajaan Allah. Setelah ibadah minggu, diadakan lomba khusus untuk orang tua dalam bentuk kuis Alkitab. Lucu juga sich, melihat orang tua berjuang mengingat-ingat cerita Alkitab yang mungkin pernah mereka dengar sewaktu mereka di sekolah minggu.


Acara resmipun selesai, selanjutnya acara bebas. Seluruh peserta retreat diajak untuk berenang bersama dan menikmati suasana alam pegunungan. Semua bersukaria dan sangat bersemangat dalam acara ini.


Akhirnya, tepat pada pukul 16.00 WIB setelah berfoto bersama, rombongan berangkat pulang kembali ke Jakarta dan tiba di gereja pada pukul 19.30 WIB. Sayonara, mari kita menjadi anak-anak yang SMART di mata Tuhan.

Selasa, 05 Agustus 2008

Merdeka atau Mati...???

Hari kemerdekaan Indonesia sudah ada di depan mata.

17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta telah memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Memang semua terlihat indah pada saat mereka membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia, seolah-olah akan banyak hal indah yang akan didapatkan setelah kemerdekaan. Rakyat Indonesia beranggapan bahwa dengan merdeka kita mendapatkan kebebasan, kesejahteraan, kemandirian dan lain sebagainya. Akan tetapi...

Bangsa yang telah merdeka puluhan tahun, hingga saat ini masih tetap saja berada dalam kungkungan kebodohan, kemiskinan bahkan yang paling parah sangat tergantung dengan bangsa lain di dunia ini. Indonesia justru terlihat semakin miskin dan kesejahteraan masyarakatnya jauh di bawah standar. Ini yang disebut kemerdekaan?

Sepertinya kita harus melihat kembali kepada sejarah. Para pahlawan yang berperang untuk kemerdekaan Indonesia tidak pernah berpikir akan mendapatkan sesuatu setelah kemerdekaan diraih. Mereka hanya punya satu tujuan, yaitu MERDEKA. Mereka tidak memikirkan kepentingan mereka sendiri, mereka tidak memikirkan apa yang harus mereka miliki, bahkan mereka tidak memikirkan nyawa mereka sendiri. Itulah PAHLAWAN.

Sementara sekarang ini, terlalu banyak orang yang baru sedikit berbuat bagi Indonesia, sudah merasa berhak mengatur Indonesia. Baru memberikan kontribusi kecil bagi masyarakat desanya, sudah berpikir ingin menjadi kepala desa.

Mau dibawa kemana Indonesia ini?

Marilah, kita yang muda dan waras... Kita berpikir seperti para pahlawan pendahulu kita berpikir, mereka yang tanpa pamrih berjuang untuk kemerdekaan. Sekarang kita pun harus tanpa pamrih berjuang untuk mengisi kemerdekaan, dengan belajar tekun dan mengaplikasikan ilmu yang kita dapat untuk Indonesia yang lebih baik.

Selasa, 22 Juli 2008

Peringatan HUT RI

Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, PNB dan Remaja HKI Taman Mini akan mengadakan kegiatan, diantaranya:
  1. Upacara Bendera
  2. Pertandingan Catur
  3. Pertandingan Bulutangkis
  4. Balap Karung
  5. Kelereng
  6. Terong Ajaib
  7. Makan Kerupuk
  8. Memasukkan Paku ke Botol

Kiranya melalui kegiatan ini dapat makin mengeratkan kebersamaan dan persatuan di antara Jemaat HKI Taman Mini.

Jumat, 18 Juli 2008

May All Be Filled With Joy and Peace

May all be filled with joy and peace.
May all beings everywhere,
The strong and the weak,
The great and the small,
The meek and the powerful,
The short and the long,
The subtle and the gross:

May all beings everywhere,
Both seen and unseen,
Dwelling far off or nearby,
Being, or waiting to become:
May all be filled with lasting joy.

Let no one deceive another,
Let no one anywhere despise another,
Let no one out of anger or resentment
Wish suffering to anyone at all.

Just as a mother with her own life
Protects her child, her only child, from hurt,
So within yourself let grow
A boundless love for all creatures.

Let your love flow outward through the whole universe
To its full height, depth, and broad extent,
Then, as you stand or walk,
Sit or lie down,
As long as you are awake,
Strive for this with a onepointed mind:
Your life will bring heaven to earth.

- Translated by Stephen H. Ruppenthal

HKI Taman Mini

Huria Kristen Indonesia jemaat HKI Taman Mini, berdiri sejak tahun 1982. Berarti umurnya kira-kira sudah seperempat abad, usia yang bisa dibilang sedang produktif untuk menghasilkan banyak karya dan kerja di ladang Tuhan.
HKI Taman Mini saat ini dipimpin oleh Pdt. Janto Sihombing, S.Th. sebagai Pendeta Resort dan St. N.R. Simanjuntak sebagai Guru Jemaat.
HKI Taman Mini berupaya mengembangkan pelayanan, hal ini dibuktikan dari aktifnya lembaga-lembaga yang ada di HKI Taman Mini, seperti Punguan Ama, Punguan Wanita, Persatuan Naposo Bulung, Remaja hingga Sekolah Minggu.
Kiranya Tuhan yang empunya pelayanan memberikan kekuatan kepada setiap pekerja di HKI Taman Mini sehingga dapat memberikan yang terbaik bagi kemuliaan nama Tuhan.

Selamat Berkarya